Karya: Anna Kezia Siswanto / XII IPS 1
SMA Virgo Fidelis
Suara
langkah kaki terdengar, seorang pria
mondar-mandir di depan salah satu ruangan rumah sakit. Keringat menetes
didahinya dan mulutnya terlihat mengucapkan doa. Iya, dia adalah ayahku. Sedang
menungguku keluar ke dunia ini. Aku? Masih berada didalam perut ibuku yang
kini sedang berjuang mengeluarkanku ini. Sudah sejak kemarin aku belum keluar,
padahal prediksi dari dokter aku seharusnya lahir 2 minggu sebelumnya. Setelah
perjuangan yang sedemikian rupa akhirnya akupun lahir. Tepat pada jam 22.00 WIB
pada tanggal 24 Januari 2003. Aku diberi nama Anna Kezia Siswanto.
Dua tahun berlalu, sekarang aku sudah bisa berjalan dan berbicara. Meskipun aku
belum bisa mengucapkan “R” dengan jelas, orang tuaku bangga karena aku sehat
dan riang seperti batita lainnya. Hari ini kami sekeluarga, aku, ayah, dan ibuku akan pergi ke Bali! Ini pertama kalinya
kami pergi jauh bahkan keluar kota. Dari ingatanku, aku masih ingat saat kami
perjalanan dan pergi menaikki kapal menuju ke Bali.
Gigiku
masih ompong karena aku sangat menyukai makanan manis, sampai disana aku ingat
kami mengunjungi beberapa tempat, seperti pantai, melihat pertunjukan barong,
dan pergi untuk membeli cindramata. Ingatan itu masih lekat dikepalaku sampai
sekarang. Rasanya sangat menyenangkan!
“Mbak
Ia”
Adalah
panggilanku saat dirumah, mungkin kala itu aku tidak bisa mengucapkan secara
jelas namaku sendiri. Akupun mulai bersekolah. Kala itu aku langsung masuk TK
kecil, karena jaman itu paud tidak ada. Aku sangat senang bertemu dengan
teman-teman baru. Pagi itu kami mengadakan senam, para siswa dan siswi berbaris
lalu mengikuti ibu guru yang melakukan gerakan senam didepan lapangan. Karena
masih baru, para orang tua menunggu anaknya dibelakang lapangan.
Kala
itu internet belum ada, handphone pun masih jarang. Karena itu, hampir setiap
minggu aku diajak ayah pergi ke perpustakaan daerah di Ambarawa. Rasanya sangat
menyenangkan dapat membaca disana. Namun membacaku masih belum lancar kala itu,
jadi aku akan bertanya ayah kata yang belum aku mengerti dan capa mengejanya. Buku
cerita anak yang sering kubaca dan kupinjam untuk dibaca dirumah. Itu juga
membuatku jadi lancar membaca karena setiap kata yang tak kumengerti akan
diajarkan dirumah. Mengeja juga, da itu sangat menyenangkan bagiku. Pulang dari
perpustakaan kami selalu mampir untuk mencari buah kresen, enak sekali rasanya.Aku
juga sering mengunjungi kakek dan nenek dari ayahku yang tidak jauh dari rumah
kami. Bermain dengan sepupuku disana, bahkan tidur disana.
Kini
aku masuk SD! Senang rasanya masuk SD, masuk ruang kelas 1 rasanya sangat
menyenangkan. Walau suasana yang berbeda daripada TK namun aku harus
beradaptasi disini. Kala itu uang sakuku hanya Rp 1.000,- saja. Saat istirahat anak kelas 1 kadang
keluar lebih dahulu mengantri agar tidak berdesakan dengan kakak kelas lain. Dan
aku masih ingat hal yang dapat kubeli dengan uang sakuku itu hanya dua buah
sate donat. Sisanya aku hanya makan bekal yang dibawakan Ibu dari rumah. Atau
karena kebetulan ibuku kerja menjadi guru di SD ini kadang aku minta uang
tambah untuk jajan hehe.
Setahun
setelahnya, tepatnya kelas 2 ibuku mengandung seorang adik. Karena memang dari
TK rasanya mempunyai seorang adik adalah hal yang kuinginkan. Aku pun harus
tidur ditempat kakek dan nenek, karena
orang tuaku di rumah sakit. Saat akan kelahiran, aku ijin pulang lebih awal
untuk menunggu sang adik lahir ke dunia. Setelah lahir, setiap pulang sekolah
aku pasti menanyakan satu hal,
“Ayo
mbah nonton adik di rumah sakit.”
Sehabis
melahirkan para bayi berada ditabung, dan setiap jam tertentu bisa dilihat dari luar ruangan. Itu
sebabnya aku sangat bersemangat untuk melihat adik kecilku yang berada di
tabung. Namun, jika waktu yang sudah ditetapkan terlewatkan, aku hanya
menjenguk ibuku di ruangannya.
Kenangan
lain yang masih kuingat adalah ketika aku
berada kelas 3. Saat itu aku dan kedua temanku bermain kejar-kejaran,
mungkin karena saking semangatnya salah satu temanku mendorong badanku. Padahal
badannya lebih besar dariku, aku lantas jatuh dan dengan refleknya menangis di
lapangan sekolah. Melihat kondisi kedua kakiku yang sudah berdarah dan siku tangan
kiriku yang lecet, aku dibawa ke UKS untuk diobati. Lucunya, setelah itu aku
tidak mengikuti pelajaran, namun berada di kantor guru dengan kedua kakiku yang
kutekuk diatas kursi ibuku sambil membaca majalah. Sejak hari itu karena tidak
berani meluruskan kakiku (kecuali tidur) aku berangkat pun digendong ayahku ke
kelas, mau pergi ke toilet pun digendong wali kelasku. Itu adalah pengalaman
yang tidak bisa dilupakan!
Masa
kecil lainnya kuhabisakan dengan bermain di sawah dekat rumah, bermain sepeda,
dan juga bermain permainan tradisional lainnya dengan teman dan tetangga
disekitar rumahku. Pengalaman yang sangat menyenangkan jika diingat kembali.
Setelah
dinyatakan lulus SD, aku melanjutkannya kesalah satu SMP di Ambarawa. Awal
masuk diSMP aku mulai mengembangkan kemampuanku dalam bahasa. Menjadi
perwakilan sekolah untuk mengikuti lomba sesuai dengan minatku. Namun,
menurutku tidak sesuai dengan bidang aku pilih. Kala itu aku mengikuti lomba
puisi sampai dipercayakan oleh sekolah untuk mengikuti lomba sebanyak dua kali.
Memang belum membuahkan hasil. Karena menurutku puisi bukan bidang sastra yang
aku nikmati. Tapi aku sangat bersyukur dapat ditunjuk mewakili sekolah.
Saat
itu karena aku juga tertarik dalam hal “menulis
cerita”, ayah juga melihat bakatku ini lantas menyuruh aku untuk menulis
pengalaman atau kegiatan yang dialami hari itu juga. Awalnya aku diberi buku
untuk menulisnya dan enjoy dalam mengerjakannya. Lalu lanjut upload ceritaku
tersebut di Facebook untuk mengetahui seberapa bagusnya tata bahasa maupun
bobot dalam ceritaku tersebut. Orang-orang juga menanggapi dengan positif
setiap postinganku di Facebook. Sempat aku membuat semacam blog sewaktu SD
untuk menampung ceritaku, namun akhirnya lupa kata sandi dan tidak kulanjutkan
kembali.
Setiap
aku menulis dibuku maupun di Facebok ayah mengecek tulisanku. Biasanya aku
lakukan sebelum tidur. Bisa untuk refleksi sebenarnya, namun lama-kelamaan aku
tidak menikmati dalam mengerjakan hal tersebut. Seakan menulis itu hanya sebagai
tututan dan tidak menjadikannya sebagai rutinitas. Sisi positifnya aku
menemukan minatku yang lainnya, yaitu adalah berjualan. Karena sejak SD sudah
mencoba berjualan hal-hal kecil. Hal itu juga kulakukan dengan enjoy. Akibat
aku tidak rajin menulis lagi, ayahku mulai bertanya,
“Mbak,
kok nulisnya bolong-bolong?”
Dengan
berat hati kujawab,
“Maaf
yah, tapi minatku sepertinya bukan menulis,”
“Tapi
berdagang.” Lanjutku.
Ayah
yang mendengar hal itu terkejut, karna pikirnya selama ini aku sangat menikmati
dalam menulis dan mengupload cerita maupun kegiatanku. Hal itu juga sudah
kulakukan selama kurang lebih dua tahun. Semenjak itu aku jarang menulis dan
mengupload cerita lagi.
Bagaimana
dengan membaca? Atau meminjam buku di perpustakaan?
Tentu
hal itu masih kulakukan sampai sekarang. Kalau ditanya mau hadiah apa saat
ulang tahun? Jawabku simpel. Aku mau pergi ke Gramedia untuk membeli buku. Karena
disini aku sangat suka membaca buku, namun jarang bahkan sudah tidak lagi
menulis. Meminjam buku perpustakaan juga masih kulakukan. Di perpustakaan
sekolah kala itu aku sering meminjam
buku. Walau kadang tidak lengkap, namun sangat menyenangkan dapat membaca buku.
Jaman juga berubah, kini buku juga dapat diakses melalui online jadi hal itu
juga memudahkanku untuk membaca buku.
Saat
SMP aku juga aktif dalam mengikuti berbagai macam kegiatan, bahkan tak
tanggung-tanggung pulang sore untuk mengikuti kegiatan itu, tapi aku menikmati
hal tersebut sekaligus melalui al tersebut aku bisa mendapat berbagai
pengalaman. Untuk ekstrakulikuler atau eskul
yang kuikuti adalah paduan suara. Ya, bahkan sebelumnya yaitu SD akupun memilih eskul yang
sama. Saat itu aku sempat mengisi berbagai acara disekolah atau menjadi petugas liturgi di gereja-gereja. Hal
itu kulakukan dengan senang hati, karena aku ikut karena aku mengikutinya.
Hal
lainnya yang kulakukan adalah menjadi pengurus OSIS dan DKP atau dewan
penggalang pramuka. Saat pendaftaran mejadi OSIS aku benar-benar menantikannya
karena aku sangat ingin menjadi pengurus OSIS kala itu. Ternyata itu tidak
semudah yang dibayangkan. Saat membuat
suatu kegiatan kita pernah gagal. Namun, itu bisa dijadikan sebagai pelajaran bagi
kami kala itu. Kami pengurus OSIS juga membantu menyiapkan MPLS, juga membantu dalam
promosi sekolah pada tahun pelajaran baru.
Saat
menjadi DKP awalnya aku hanya iseng mendaftar untuk mengikuti hal tersebut. Karena ajakan teman makanya aku
mencoba untuk mengikutinya. Ternyata disini kita diajarkan banyak hal. Kita diajarkan
untuk menjadi pemimpin, belajar membangun tim yang saling percaya dan kompak, mengatur
diri sendiri, bahkan kita juga diajari cara survive jika mengalami kedaaan
darurat saat berada di alam luar. Hal yang paling menyenangkan ketika menjadi
DKP adalah ketika mengadakan kegiatan kemah bersama. Kemah pertama diadakan di
sekolah. Kali itu kami sebagai DKP menyusun kegiatan dengan sedemikian rupa. Menyusuri
rute untuk salah satu kegiatan, yaitu untuk rute wide game. Dan itu adalah
salah satu pengalaman yang sampai sekarang masih teringat saat menjadi anak
DKP.
Hari-hari
di SMP membuat ku mengalami banyak sekali pengalaman, sekarang tak terasa aku
sudah mengikuti ujian kelulusan. Dan prosedur baru digunakan. Yakni kami
mangerjakan ujian menggunakan komputer, bukan menggunakan kertas dan menyiapkan
pensil serta penghapus. Hal itu cukup baru bagiku. Setelah ujian berakhir dan
nilai diumumkan,serta kami diberi tahu
nilai ujiannya, kami sibuk menyiapkan wasana warsa kami. Kali itu aku juga ikut
serta menjadi panitia wasarna warsa.
Setelah
dinyatakan lulus dan wasarna warsa selesai aku
mulai fokus untuk pendaftaranku ke jenjang selanjutnya, yaitu SMA. Sebelumnya
pun aku dan salah satu temanku sudah mendaftar sekolah tersebut. Sekolah
Menengah Akhir atau SMA yang kupilih adalah SMA Virgo Fidelis yang tak jauh
dari rumahku. Kebetulan juga kakak
sepupuku lulusan dari SMA Virgo Fidelis, yang juga merekomendasikannya
kepadaku.
MPLS
akan dimulai setelah sekian lama aku akhirnya kembali ke sekolah, setelah
kelulusanku. Dan sekarang statusku sudah menjadi anak SMA. Mengikuti MPLS
selama kurang lebih seminggu disana aku sudah mendapatkan teman baru, meskipun
rasanya agak canggung namun itulah pertemanan.
Hari
ini adalah hari pertamaku mengikuti pelajaran. Ajaran baru sangat membuatku
agak gugup karena aku harus beradaptasi lagi dengan lingkungan yang baru ini. Aku
memilih jurusan IPS disini, karena lebih sesuai dengan minat dan bakatku. Hal itu
mendukung salah minatku, yaitu berdagang melalui jurusan IPS aku dapat
mempelajari ekonomi. Sehingga aku dapat belajar bagaimana cara mengatur
keuangan.
Saat
itu mendapat pembagian kelas. Untuk jurusan IPS, dibagi menjadi tiga kelas sedangkan
untuk jurusan IPA hanya satu kelas dikarenakan jumlah siswa yang beberapa yang
dibagi ke jurusan tersebut. ternyata aku masuk ke kelas X IPS 2. Saat kelas
sepuluh, kami masih perlu beradaptasi. Salah satunya adalah bersosialisasi dan
menemukan teman. Aku merasa senang mendapatkan teman-teman baru dari sekelas
maupun dari kelas lainnya.
Tidak
hanya bidang akademik saja yang dikembangkan disekolah ini, aku juga mengikuti
kegitan ekstrakulikuler paduan suara serta pramuka yang mana pramuka wajib
diikuti oleh seluruh siswa sepuluh. Di tahun pertama ini kami mengikuti kemah
untuk pelantikan penegak, yang dilakukan di sekolah. Aku saat itu satu grup
atau satu sangga dengan salah satu teman SMPku, yaitu Manda. Saat pelantikan
kami disuruh mengambil sagupi yang diletakkan secara acak. Hal itu cukup
menantang bagiku.
Selain
kegiatan pramuka, aku juga mengikuti kegiatan paduan suara. Disini tak kalah
saat SMP, aku dan teman-teman lainnya sering ditunjuk oleh sekolah untuk bertugas
pelayanan dibeberapa gereja sekitar sekolahan. Biasanya latihan dilakukan sepulang
sekolah atau jika sedang ada tugas mendadak, mengambil jam untuk latihan.
Di
akhir tahun pelajaran kelas, kami mengikuti kemah bakti. Kali itu dilakukan di
salah satu daerah di Sumowono. Kami bersama-sama berangkat naik truck, hal itu
cukup melelahkan karena perjalanannya yang jauh. Namun seru karena hal itu
adalah sesuatu yang jarang dilakukan, bahkan tidak pernah aku lakukan. Setelah sampai
di tempat kami berkemah, kami mulai breaffing
untuk jadwal yang akan dilanjutkan setelahnya. Kami membangun teda untuk
digunakan 3 hari kedepannya. Setelahnya kami memberesi dan menaruh
barang-barang di tenda.
Malamnya
kami mengadakan kegiatan api unggun. Masing-masing sangga menampilkan
pertunjukkan yang telah kami siapkan sebelumnya. Setelahnya kami diajak bermain
games oleh kakak bantara, ternyata setelah game kami disuruh untuk mengikuti
jurit malam yang dilakukan oleh masing-masing individu. Disini perasaanku
sangat gugup karena kita harus berjalan sendiri dan tanpa adanya alat penerang
sepanjang jalan.
Ternyata
aku berada diurutan nomor 25 dari kurang lebih 80 anak satu angkatanku. Di perjalanan
aku berjalan sambil berdoa, karena ketakutanku. Namun hal itu membuatku menjadi
berani setelahnya. Hari-hari setelahnya kami mengikuti kegatan lainnya, seperti
wide game, membantu penduduk sekitar dalam beraktivitas, setelahnya kamipun
pulang.
Kemah
bakti pun selesai, kamipun naik kelas. Sekarang kami berada dikelas 11. Aku berada
di kelas XI IPS 1 untungnya aku satu kelas dengan teman sekelasku sebelumnya di
kelas sepuluh. Berada di kelas sebelas ini aku masih sama. Mengikuti eskul
padus.
Saat
itu kami juga mengadakan classmeeting seusai PTS, atau hari besar kami juga
mengadakan lomba-lomba antar kelas. Seperti lomba mading, lomba sastra, bahkan
lomba bertema olahraga. Hal itu dilaksanakan dan dilakukan dengan kompak dan
adanya semangat berkompetisi antar kelas. Namun, pada akhir Januari ternyata
telah ditemukan virus yang berasal dari Wuhan, China. Sehingga kami harus
belajar dari rumah atau yang biasa kita sebut sebagai daring. Bahkan untuk
keluar rumah dan pergi beribadah saja tidak diperbolehkan beberapa waktu. Hal ini
masih terjadi, sampai aku naik kelas 12.
Dan untuk saat ini kegiatan tidak bisa kami lakukan seperti tahun-tahun
berikutnya dikarenakan pandemi ini. Semoga semuanya lekas berjalan dengan
normal, sehingga aku dapat melakukan hal yang diinginkan sebelumnya.
Biasakan mengawali kalimat tidak dengan angka. Hasil penulisan bagus, rangkaian kalimat dan gaya bahasa sudah bagus. Tingkatkan bakat menulisnya.
BalasHapus