Rabu, 30 September 2020

Candramawa

Karya: Anna Kezia Siswanto / XII IPS 1 

SMA Virgo Fidelis


Suara langkah kaki terdengar,  seorang pria mondar-mandir di depan salah satu ruangan rumah sakit. Keringat menetes didahinya dan mulutnya terlihat mengucapkan doa. Iya, dia adalah ayahku. Sedang menungguku keluar ke dunia ini. Aku? Masih berada didalam perut ibuku yang kini sedang berjuang mengeluarkanku ini. Sudah sejak kemarin aku belum keluar, padahal prediksi dari dokter aku seharusnya lahir 2 minggu sebelumnya. Setelah perjuangan yang sedemikian rupa akhirnya akupun lahir. Tepat pada jam 22.00 WIB pada tanggal 24 Januari 2003. Aku diberi nama Anna Kezia Siswanto.

Dua tahun berlalu, sekarang aku sudah bisa berjalan dan berbicara. Meskipun aku belum bisa mengucapkan “R” dengan jelas, orang tuaku bangga karena aku sehat dan riang seperti batita lainnya. Hari ini kami sekeluarga, aku, ayah, dan  ibuku akan pergi ke Bali! Ini pertama kalinya kami pergi jauh bahkan keluar kota. Dari ingatanku, aku masih ingat saat kami perjalanan dan pergi menaikki kapal menuju ke Bali.

Gigiku masih ompong karena aku sangat menyukai makanan manis, sampai disana aku ingat kami mengunjungi beberapa tempat, seperti pantai, melihat pertunjukan barong, dan pergi untuk membeli cindramata. Ingatan itu masih lekat dikepalaku sampai sekarang. Rasanya sangat menyenangkan!

“Mbak Ia”

Adalah panggilanku saat dirumah, mungkin kala itu aku tidak bisa mengucapkan secara jelas namaku sendiri. Akupun mulai bersekolah. Kala itu aku langsung masuk TK kecil, karena jaman itu paud tidak ada. Aku sangat senang bertemu dengan teman-teman baru. Pagi itu kami mengadakan senam, para siswa dan siswi berbaris lalu mengikuti ibu guru yang melakukan gerakan senam didepan lapangan. Karena masih baru, para orang tua menunggu anaknya dibelakang lapangan.

Kala itu internet belum ada, handphone pun masih jarang. Karena itu, hampir setiap minggu aku diajak ayah pergi ke perpustakaan daerah di Ambarawa. Rasanya sangat menyenangkan dapat membaca disana. Namun membacaku masih belum lancar kala itu, jadi aku akan bertanya ayah kata yang belum aku mengerti dan capa mengejanya. Buku cerita anak yang sering kubaca dan kupinjam untuk dibaca dirumah. Itu juga membuatku jadi lancar membaca karena setiap kata yang tak kumengerti akan diajarkan dirumah. Mengeja juga, da itu sangat menyenangkan bagiku. Pulang dari perpustakaan kami selalu mampir untuk mencari buah kresen, enak sekali rasanya.Aku juga sering mengunjungi kakek dan nenek dari ayahku yang tidak jauh dari rumah kami. Bermain dengan sepupuku disana, bahkan tidur disana.

Kini aku masuk SD! Senang rasanya masuk SD, masuk ruang kelas 1 rasanya sangat menyenangkan. Walau suasana yang berbeda daripada TK namun aku harus beradaptasi disini. Kala itu uang sakuku hanya Rp 1.000,-  saja. Saat istirahat anak kelas 1 kadang keluar lebih dahulu mengantri agar tidak berdesakan dengan kakak kelas lain. Dan aku masih ingat hal yang dapat kubeli dengan uang sakuku itu hanya dua buah sate donat. Sisanya aku hanya makan bekal yang dibawakan Ibu dari rumah. Atau karena kebetulan ibuku kerja menjadi guru di SD ini kadang aku minta uang tambah untuk jajan hehe.

Setahun setelahnya, tepatnya kelas 2 ibuku mengandung seorang adik. Karena memang dari TK rasanya mempunyai seorang adik adalah hal yang kuinginkan. Aku pun harus tidur ditempat kakek dan  nenek, karena orang tuaku di rumah sakit. Saat akan kelahiran, aku ijin pulang lebih awal untuk menunggu sang adik lahir ke dunia. Setelah lahir, setiap pulang sekolah aku pasti menanyakan satu hal,

“Ayo mbah nonton adik di rumah sakit.”

Sehabis melahirkan para bayi berada ditabung, dan setiap jam  tertentu bisa dilihat dari luar ruangan. Itu sebabnya aku sangat bersemangat untuk melihat adik kecilku yang berada di tabung. Namun, jika waktu yang sudah ditetapkan terlewatkan, aku hanya menjenguk ibuku di ruangannya.

Kenangan lain yang masih kuingat  adalah  ketika aku  berada kelas 3. Saat itu aku dan kedua temanku bermain kejar-kejaran, mungkin karena saking semangatnya salah satu temanku mendorong badanku. Padahal badannya lebih besar dariku, aku lantas jatuh dan dengan refleknya menangis di lapangan sekolah. Melihat kondisi kedua kakiku yang sudah berdarah dan siku tangan kiriku yang lecet, aku dibawa ke UKS untuk diobati. Lucunya, setelah itu aku tidak mengikuti pelajaran, namun berada di kantor guru dengan kedua kakiku yang kutekuk diatas kursi ibuku sambil membaca majalah. Sejak hari itu karena tidak berani meluruskan kakiku (kecuali tidur) aku berangkat pun digendong ayahku ke kelas, mau pergi ke toilet pun digendong wali kelasku. Itu adalah pengalaman yang tidak bisa dilupakan!

Masa kecil lainnya kuhabisakan dengan bermain di sawah dekat rumah, bermain sepeda, dan juga bermain permainan tradisional lainnya dengan teman dan tetangga disekitar rumahku. Pengalaman yang sangat menyenangkan jika diingat kembali.

Setelah dinyatakan lulus SD, aku melanjutkannya kesalah satu SMP di Ambarawa. Awal masuk diSMP aku mulai mengembangkan kemampuanku dalam bahasa. Menjadi perwakilan sekolah untuk mengikuti lomba sesuai dengan minatku. Namun, menurutku tidak sesuai dengan bidang aku pilih. Kala itu aku mengikuti lomba puisi sampai dipercayakan oleh sekolah untuk mengikuti lomba sebanyak dua kali. Memang belum membuahkan hasil. Karena menurutku puisi bukan bidang sastra yang aku nikmati. Tapi aku sangat bersyukur dapat ditunjuk mewakili sekolah.

Saat itu karena aku juga tertarik dalam  hal “menulis cerita”, ayah juga melihat bakatku ini lantas menyuruh aku untuk menulis pengalaman atau kegiatan yang dialami hari itu juga. Awalnya aku diberi buku untuk menulisnya dan enjoy dalam mengerjakannya. Lalu lanjut upload ceritaku tersebut di Facebook untuk mengetahui seberapa bagusnya tata bahasa maupun bobot dalam ceritaku tersebut. Orang-orang juga menanggapi dengan positif setiap postinganku di Facebook. Sempat aku membuat semacam blog sewaktu SD untuk menampung ceritaku, namun akhirnya lupa kata sandi dan tidak kulanjutkan kembali.

Setiap aku menulis dibuku maupun di Facebok ayah mengecek tulisanku. Biasanya aku lakukan sebelum tidur. Bisa untuk refleksi sebenarnya, namun lama-kelamaan aku tidak menikmati dalam mengerjakan hal tersebut. Seakan menulis itu hanya sebagai tututan dan tidak menjadikannya sebagai rutinitas. Sisi positifnya aku menemukan minatku yang lainnya, yaitu adalah berjualan. Karena sejak SD sudah mencoba berjualan hal-hal kecil. Hal itu juga kulakukan dengan enjoy. Akibat aku tidak rajin menulis lagi, ayahku mulai bertanya,

“Mbak, kok nulisnya bolong-bolong?”

Dengan berat hati kujawab,

“Maaf yah, tapi minatku sepertinya bukan menulis,”

“Tapi berdagang.” Lanjutku.

Ayah yang mendengar hal itu terkejut, karna pikirnya selama ini aku sangat menikmati dalam menulis dan mengupload cerita maupun kegiatanku. Hal itu juga sudah kulakukan selama kurang lebih dua tahun. Semenjak itu aku jarang menulis dan mengupload cerita lagi.

Bagaimana dengan membaca? Atau meminjam buku di perpustakaan?

Tentu hal itu masih kulakukan sampai sekarang. Kalau ditanya mau hadiah apa saat ulang tahun? Jawabku simpel. Aku mau pergi ke Gramedia untuk membeli buku. Karena disini aku sangat suka membaca buku, namun jarang bahkan sudah tidak lagi menulis. Meminjam buku perpustakaan juga masih kulakukan. Di perpustakaan sekolah kala itu aku  sering meminjam buku. Walau kadang tidak lengkap, namun sangat menyenangkan dapat membaca buku. Jaman juga berubah, kini buku juga dapat diakses melalui online jadi hal itu juga memudahkanku untuk membaca buku.

Saat SMP aku juga aktif dalam mengikuti berbagai macam kegiatan, bahkan tak tanggung-tanggung pulang sore untuk mengikuti kegiatan itu, tapi aku menikmati hal tersebut sekaligus melalui al tersebut aku bisa mendapat berbagai pengalaman. Untuk ekstrakulikuler atau eskul  yang kuikuti adalah paduan suara. Ya, bahkan  sebelumnya yaitu SD akupun memilih eskul yang sama. Saat itu aku sempat mengisi berbagai acara disekolah atau  menjadi petugas liturgi di gereja-gereja. Hal itu kulakukan dengan senang hati, karena aku ikut karena aku mengikutinya.

Hal lainnya yang kulakukan adalah menjadi pengurus OSIS dan DKP atau dewan penggalang pramuka. Saat pendaftaran mejadi OSIS aku benar-benar menantikannya karena aku sangat ingin menjadi pengurus OSIS kala itu. Ternyata itu tidak semudah  yang dibayangkan. Saat membuat suatu kegiatan kita pernah gagal. Namun, itu bisa dijadikan sebagai pelajaran bagi kami kala itu. Kami pengurus OSIS juga membantu menyiapkan MPLS, juga membantu dalam promosi sekolah pada tahun pelajaran baru.

Saat menjadi DKP awalnya aku hanya iseng mendaftar untuk mengikuti hal  tersebut. Karena ajakan teman makanya aku mencoba untuk mengikutinya. Ternyata disini kita diajarkan banyak hal. Kita diajarkan untuk menjadi pemimpin, belajar membangun tim yang saling percaya dan kompak, mengatur diri sendiri, bahkan kita juga diajari cara survive jika mengalami kedaaan darurat saat berada di alam luar. Hal yang paling menyenangkan ketika menjadi DKP adalah ketika mengadakan kegiatan kemah bersama. Kemah pertama diadakan di sekolah. Kali itu kami sebagai DKP menyusun kegiatan dengan sedemikian rupa. Menyusuri rute untuk salah satu kegiatan, yaitu untuk rute wide game. Dan itu adalah salah satu pengalaman yang sampai sekarang masih teringat saat menjadi anak DKP.

Hari-hari di SMP membuat ku mengalami banyak sekali pengalaman, sekarang tak terasa aku sudah mengikuti ujian kelulusan. Dan prosedur baru digunakan. Yakni kami mangerjakan ujian menggunakan komputer, bukan menggunakan kertas dan menyiapkan pensil serta penghapus. Hal itu cukup baru bagiku. Setelah ujian berakhir dan nilai diumumkan,serta  kami diberi tahu nilai ujiannya, kami sibuk menyiapkan wasana warsa kami. Kali itu aku juga ikut serta menjadi panitia wasarna warsa.

Setelah dinyatakan lulus dan wasarna warsa selesai aku  mulai fokus untuk pendaftaranku ke jenjang selanjutnya, yaitu SMA. Sebelumnya pun aku dan salah satu temanku sudah mendaftar sekolah tersebut. Sekolah Menengah Akhir atau SMA yang kupilih adalah SMA Virgo Fidelis yang tak jauh dari  rumahku. Kebetulan juga kakak sepupuku lulusan dari SMA Virgo Fidelis, yang juga merekomendasikannya kepadaku.

MPLS akan dimulai setelah sekian lama aku akhirnya kembali ke sekolah, setelah kelulusanku. Dan sekarang statusku sudah menjadi anak SMA. Mengikuti MPLS selama kurang lebih seminggu disana aku sudah mendapatkan teman baru, meskipun rasanya agak canggung namun itulah pertemanan.

Hari ini adalah hari pertamaku mengikuti pelajaran. Ajaran baru sangat membuatku agak gugup karena aku harus beradaptasi lagi dengan lingkungan yang baru ini. Aku memilih jurusan IPS disini, karena lebih sesuai dengan minat dan bakatku. Hal itu mendukung salah minatku, yaitu berdagang melalui jurusan IPS aku dapat mempelajari ekonomi. Sehingga aku dapat belajar bagaimana cara mengatur keuangan.

Saat itu mendapat pembagian kelas. Untuk jurusan IPS, dibagi menjadi tiga kelas sedangkan untuk jurusan IPA hanya satu kelas dikarenakan jumlah siswa yang beberapa yang dibagi ke jurusan tersebut. ternyata aku masuk ke kelas X IPS 2. Saat kelas sepuluh, kami masih perlu beradaptasi. Salah satunya adalah bersosialisasi dan menemukan teman. Aku merasa senang mendapatkan teman-teman baru dari sekelas maupun dari kelas lainnya.

Tidak hanya bidang akademik saja yang dikembangkan disekolah ini, aku juga mengikuti kegitan ekstrakulikuler paduan suara serta pramuka yang mana pramuka wajib diikuti oleh seluruh siswa sepuluh. Di tahun pertama ini kami mengikuti kemah untuk pelantikan penegak, yang dilakukan di sekolah. Aku saat itu satu grup atau satu sangga dengan salah satu teman SMPku, yaitu Manda. Saat pelantikan kami disuruh mengambil sagupi yang diletakkan secara acak. Hal itu cukup menantang bagiku.

Selain kegiatan pramuka, aku juga mengikuti kegiatan paduan suara. Disini tak kalah saat SMP, aku dan teman-teman lainnya sering ditunjuk oleh sekolah untuk bertugas pelayanan dibeberapa gereja sekitar sekolahan. Biasanya latihan dilakukan sepulang sekolah atau jika sedang ada tugas mendadak, mengambil jam untuk latihan.

Di akhir tahun pelajaran kelas, kami mengikuti kemah bakti. Kali itu dilakukan di salah satu daerah di Sumowono. Kami bersama-sama berangkat naik truck, hal itu cukup melelahkan karena perjalanannya yang jauh. Namun seru karena hal itu adalah sesuatu yang jarang dilakukan, bahkan tidak pernah aku lakukan. Setelah sampai di tempat kami berkemah, kami mulai breaffing untuk jadwal yang akan dilanjutkan setelahnya. Kami membangun teda untuk digunakan 3 hari kedepannya. Setelahnya kami memberesi dan menaruh barang-barang di tenda.

Malamnya kami mengadakan kegiatan api unggun. Masing-masing sangga menampilkan pertunjukkan yang telah kami siapkan sebelumnya. Setelahnya kami diajak bermain games oleh kakak bantara, ternyata setelah game kami disuruh untuk mengikuti jurit malam yang dilakukan oleh masing-masing individu. Disini perasaanku sangat gugup karena kita harus berjalan sendiri dan tanpa adanya alat penerang sepanjang jalan.

Ternyata aku berada diurutan nomor 25 dari kurang lebih 80 anak satu angkatanku. Di perjalanan aku berjalan sambil berdoa, karena ketakutanku. Namun hal itu membuatku menjadi berani setelahnya. Hari-hari setelahnya kami mengikuti kegatan lainnya, seperti wide game, membantu penduduk sekitar dalam beraktivitas, setelahnya kamipun pulang.

Kemah bakti pun selesai, kamipun naik kelas. Sekarang kami berada dikelas 11. Aku berada di kelas XI IPS 1 untungnya aku satu kelas dengan teman sekelasku sebelumnya di kelas sepuluh. Berada di kelas sebelas ini aku masih sama. Mengikuti eskul padus.

Saat itu kami juga mengadakan classmeeting seusai PTS, atau hari besar kami juga mengadakan lomba-lomba antar kelas. Seperti lomba mading, lomba sastra, bahkan lomba bertema olahraga. Hal itu dilaksanakan dan dilakukan dengan kompak dan adanya semangat berkompetisi antar kelas. Namun, pada akhir Januari ternyata telah ditemukan virus yang berasal dari Wuhan, China. Sehingga kami harus belajar dari rumah atau yang biasa kita sebut sebagai daring. Bahkan untuk keluar rumah dan pergi beribadah saja tidak diperbolehkan beberapa waktu. Hal ini masih  terjadi, sampai aku naik kelas 12. Dan untuk saat ini kegiatan tidak bisa kami lakukan seperti tahun-tahun berikutnya dikarenakan pandemi ini. Semoga semuanya lekas berjalan dengan normal, sehingga aku dapat melakukan hal yang diinginkan sebelumnya.


1 komentar:

  1. Biasakan mengawali kalimat tidak dengan angka. Hasil penulisan bagus, rangkaian kalimat dan gaya bahasa sudah bagus. Tingkatkan bakat menulisnya.

    BalasHapus